Minggu, 17 Januari 2016

Garam

Garam ada dua jenis, yaitu garam negatif dan garam positif. Contoh dari garam negatif adalah keluarga Lot. Saat Sodom dan Gomora dimusnahkan, Lot beserta keluarganya didesak malaikat Tuhan untuk segera keluar tetapi mereka berlambat-lambat (Kej 19:15-16), istri Lot menoleh ke belakang padahal malaikat sudah memerintahkan agar jangan menoleh ke belakang dan akhirnya menjadi tiang garam, anak-anak Lot berbuat jahat dengan tidur dengan ayahnya. Dari contoh ini dapat disimpulkan bahwa garam negatif adalah perbuatan jahat.

Asaf, dalam kitab Mazmur, dituliskan cemburu kepada orang fasik karena walaupun jahat perbuatannya tetapi mereka selalu baik kehidupannya sehingga orang-orang berbalik kepada mereka (Mzm 73:3-10). Garam negatif pengaruhnya sangat besar, orang-orang berbalik kepada orang fasik berarti mereka mengikuti orang fasik sehingga mereka ikut menjadi fasik, hasilnya mereka tidak mendapat keselamatan dan akhirnya menjadi peringatan yang buruk (seperti istri Lot).


Orang Kristen tidak boleh menjadi garam negatif sebaliknya harus menjadi garam yang positif karena itulah yang diinginkan Tuhan, seperti yang dituliskan dalam Matius 5:13 kita harus menjadi terang dan garam dunia, itulah tuntutan kita sebagai orang Kristen. Fungsi garam adalah memberi rasa. Apa maksud memberi rasa? Dengan menjadi garam positif kita memberi rasa yaitu kasih dan kebenaran Allah kepada orang lain sehingga orang lain dapat mengikut Tuhan. Sudahkah kita memberi rasa kepada lingkungan sekitar kita? Haruslah kita terus mengejar (menjadi garam) selama kita masih diberi kesempatan atau kita masih menjadi garam. Seharusnya kita terus bertambah asin tidak menjadi tawar karena saat kita menjadi tawar, hanya akan menjadi batu biasa dan dibuang. Semua orang bisa menjadi garam, apapun status kehidupan orang itu karena di mata Tuhan semua orang adalah sama sehingga kita semua haruslah berusaha keras untuk menjadi garam yang dapat memberi rasa dan menjadi garam positif bagi diri kita sendiri dan orang lain.

Fungsi garam yang lain adalah menjaga tubuh. Garam dapat menjaga tubuh dari kuman, virus, bakteri dll. Hendaknya kita dapat menjadi garam yang dapat menjaga tidak hanya tubuh duniawi tetapi juga tubuh rohani dan ini adalah hal yang penting karena sekali tidak terlindungi, kuman, bakteri virus dan hal-hal yang jahat lainnya bisa masuk. Hal ini dapat terjadi saat garam sudah mulai tawar sehingga tidak ada yang menjaga dan hasilnya tubuh dan kerohanian bisa rusak.


Jadi kita harus hidup seperti garam yang asin dan harus semakin asin dengan cara hidup dengan hikmat dari Tuhan (Kol 4:5-6). Hidup dengan hikmat bisa dilakukan dengan cara penuh dengan kasih. Kasih yang disertai dengan kebenaran firman Tuhan sehingga Tuhan akan selalu menyertai kita melalui Roh Kudus. Kita juga harus menguasai kebenaran firman Tuhan sehingga kita dapat memberi rasa (menjadi garam positif) kepada orang lain serta jangan lupa terus berdoa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...