Jumat, 29 April 2016

Pentingnya Mengambil Keputusan dengan Benar


Ada ilustrasi mengenai percakapan guru dan murid
Murid   : Guru, mengapa Allah tidak mencegah Adam dan Hawa untuk berbuat dosa?
Guru     : Allah tidak mencegah karena Allah memberi Adam dan Hawa kebebasan, sayangnya mereka tidak mengambil keputusan yang benar sehingga jatuh dalam dosa.

Mengambil keputusan  yang benar sangatlah penting karena efeknya akan menentukan tidak hanya masa depan kita namun masa depan orang lain juga. Ada dua hal penting yang harus dipikirkan saat akan mengambil keputusan yaitu
1.       Keputusan harus sesuai kehendak Allah
2.       Keputusan harus sesuai kebenaran


Keputusan harus sesuai kehendak Allah

Ada perbedaan tentang cara mengambil keputusan antara orang Kristen dengan non-Kristen. Orang non-Kristen mengambil keputusan berdasarkan logika/akal, apa yang menurut mereka benar maka itu yang diambil, sedangkan orang Kristen mengambil keputusan berdasarkan kehendak Allah, apakah keputusan itu sesuai dengan kehendak Allah. Namun harus diakui orang Kristen pun terkadang menggunakan logika untuk mengambil keputusan, ada contoh tokoh Alkitab yang mengambil keputusan berdasarkan logika, yaitu Lot saat memilih untuk tinggal di Lembah Yordan (tepatnya di dekat kota Sodom – Kej 13:10-13). Seringkali kita sudah mengetahui kehendak Tuhan namun kita tidak peka. Seharusnya kita memang harus berpikir sesuai kehendak Tuhan, tetapi apa kehendak Tuhan? Bagaimana kita mengetahui kehendak Tuhan?

Kehendak Tuhan dapat kita ketahui dari hukum kasih, yaitu mengasihi Tuhan dan mengasihi manusia. Mengasihi Tuhan berarti keputusan yang kita ambil harus dapat memuliakan Tuhan. Contoh: seorang karyawan yang menolak ajakan atasan untuk ikut menemani dia ke tempat yang tidak baik. Karyawan itu mengambil keputusan yang benar karena dia memuliakan Tuhan dengan memberi contoh untuk tidak datang ke tempat yang tidak baik.

Mengasihi manusia berarti keputusan yang kita ambil harus dapat membantu orang lain. Contohnya seorang karyawan dalam perjalanan ke pertemuan penting ternyata melihat suatu kecelakan dan dia harus memilih antara membantu korban namun akan terlambat masuk atau mengacuhkan dan terus melanjutkan perjalanan. Keputusan yang benar akan diambil karyawan itu jika dia menolong korban kecelakaan dan biarpun dia terlambat datang ke pertemuan, dia bisa menjelaskan ke atasan dan atasannya akan dapat menerima.

Mengasihi manusia juga bisa berarti tidak merugikan orang lain. Ada ilustrasi tentang seorang bapak yang akan mengajak pergi anaknya, tiba-tiba saja bapak itu sakit dan meminta anak itu agar tidak jadi pergi. Anaknya bisa menerima dan karena dia anak yang baik, dia meminta bapaknya untuk berdoa kepada Tuhan, namun bapaknya menolak dengan alasan hanyalah sakit biasa. Ternyata sakit yang diderita bapak itu sangat parah, dan bapak itu telah membuat keputusan yang salah dengan menolak berdoa karena dia telah mengajarkan pada anaknya untuk tidak berdoa kepada Tuhan saat ada sakit/masalah. Dia telah merugikan anaknya secara rohani dengan mengajarkan iman yang salah.

Apakah semua keputusan yang hasilnya baik berasal dari Tuhan sedangkan hasil yang buruk sudah pasti bukan berasal dari Tuhan? Jawabannya adalah belum tentu. Kita dapat belajar dari Tuhan Yesus saat dia berdoa di Getsemani (Mat 14:36). Yesus berdoa bukan untuk melarikan diri dari hukuman salib yang akan diterima namun berserah pada kehendak Allah karena dari hukuman salib yang Dia terima, manusia akan dapat diselamatkan. Jadi kehendak Tuhan tidak selalu baik dapat pula berupa yang buruk, namun apapun itu kita harus tetap menjalankan kehendak Tuhan.

Keputusan yang sesuai dengan kehendak Tuhan dapat kita ambil jika memiliki hikmat dari Tuhan (Kol 1:9) dan kita dapat hidup layak (mendapat berkat dari Tuhan), berkenan dihadapan Tuhan, memberi buah yang baik (memuliakan Tuhan), dan bertumbuh lebih dekat kepada Tuhan (Kol 1:10). Maka dari itu ambil dan lakukan keputusan sesuai dengan kehendak Tuhan dan kita pun dapat masuk ke sorga (Mat 7:21).

Keputusan yang sesuai dengan kebenaran

Apakah kebenaran itu? Jawabannya adalah Yesus dan firman-Nya (Yoh 14:6). Untuk bisa mengambil keputusan yang sesuai kebenaran kita harus mendekat ke Yesus dengan banyak berkomunikasi (berdoa) dengan Tuhan dan mengerti firman-Nya dengan banyak membaca alkitab.

Contoh kebenaran dari Yesus

  1. Percaya hanya Yesus yang dapat menyelamatkan manusia (Kis 16:31)
  2. Tidak merayakan Natal karena tidak sesuai perintah Tuhan. Mungkin kita akan susah karena tidak biasa dan berbeda dari sekitar tetapi itu akan dapat kita lalui.
  3. Menjalankan atau merayakan hari Sabat secara benar sesuai dengan firman Tuhan.
Itulah dua hal penting mengenai keputusan yang benar yaitu harus sesuai kehendak Tuhan dan kebenaran Tuhan. Baiklah kita mulai belajar untuk mengetahui kehendak Tuhan dan kebenaran-Nya dan dapat menghasilkan keputusan dengan benar dalam hidup kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...