Murid :
Guru, mengapa Allah tidak mencegah Adam dan Hawa untuk berbuat dosa?
Guru :
Allah tidak mencegah karena Allah memberi Adam dan Hawa kebebasan, sayangnya
mereka tidak mengambil keputusan yang benar sehingga jatuh dalam dosa.
Mengambil keputusan yang benar sangatlah penting karena efeknya
akan menentukan tidak hanya masa depan kita namun masa depan orang lain juga.
Ada dua hal penting yang harus dipikirkan saat akan mengambil keputusan yaitu
1. Keputusan
harus sesuai kehendak Allah
Keputusan harus sesuai kehendak
Allah
Ada perbedaan tentang cara
mengambil keputusan antara orang Kristen dengan non-Kristen. Orang non-Kristen
mengambil keputusan berdasarkan logika/akal, apa yang menurut mereka benar maka
itu yang diambil, sedangkan orang Kristen mengambil keputusan berdasarkan
kehendak Allah, apakah keputusan itu sesuai dengan kehendak Allah. Namun harus
diakui orang Kristen pun terkadang menggunakan logika untuk mengambil
keputusan, ada contoh tokoh Alkitab yang mengambil keputusan berdasarkan
logika, yaitu Lot saat memilih untuk tinggal di Lembah Yordan (tepatnya di
dekat kota Sodom – Kej 13:10-13). Seringkali kita sudah mengetahui kehendak
Tuhan namun kita tidak peka. Seharusnya kita memang harus berpikir sesuai
kehendak Tuhan, tetapi apa kehendak Tuhan? Bagaimana kita mengetahui kehendak
Tuhan?
Kehendak Tuhan dapat kita ketahui
dari hukum kasih, yaitu mengasihi Tuhan dan mengasihi manusia. Mengasihi Tuhan
berarti keputusan yang kita ambil harus dapat memuliakan Tuhan. Contoh: seorang
karyawan yang menolak ajakan atasan untuk ikut menemani dia ke tempat yang
tidak baik. Karyawan itu mengambil keputusan yang benar karena dia memuliakan
Tuhan dengan memberi contoh untuk tidak datang ke tempat yang tidak baik.
Mengasihi manusia berarti
keputusan yang kita ambil harus dapat membantu orang lain. Contohnya seorang
karyawan dalam perjalanan ke pertemuan penting ternyata melihat suatu kecelakan
dan dia harus memilih antara membantu korban namun akan terlambat masuk atau
mengacuhkan dan terus melanjutkan perjalanan. Keputusan yang benar akan diambil
karyawan itu jika dia menolong korban kecelakaan dan biarpun dia terlambat
datang ke pertemuan, dia bisa menjelaskan ke atasan dan atasannya akan dapat
menerima.
Mengasihi manusia juga bisa
berarti tidak merugikan orang lain. Ada ilustrasi tentang seorang bapak yang
akan mengajak pergi anaknya, tiba-tiba saja bapak itu sakit dan meminta anak
itu agar tidak jadi pergi. Anaknya bisa menerima dan karena dia anak yang baik,
dia meminta bapaknya untuk berdoa kepada Tuhan, namun bapaknya menolak dengan
alasan hanyalah sakit biasa. Ternyata sakit yang diderita bapak itu sangat
parah, dan bapak itu telah membuat keputusan yang salah dengan menolak berdoa
karena dia telah mengajarkan pada anaknya untuk tidak berdoa kepada Tuhan saat
ada sakit/masalah. Dia telah merugikan anaknya secara rohani dengan mengajarkan
iman yang salah.
Apakah semua keputusan yang
hasilnya baik berasal dari Tuhan sedangkan hasil yang buruk sudah pasti bukan
berasal dari Tuhan? Jawabannya adalah belum tentu. Kita dapat belajar dari
Tuhan Yesus saat dia berdoa di Getsemani (Mat 14:36). Yesus berdoa bukan untuk
melarikan diri dari hukuman salib yang akan diterima namun berserah pada
kehendak Allah karena dari hukuman salib yang Dia terima, manusia akan dapat
diselamatkan. Jadi kehendak Tuhan tidak selalu baik dapat pula berupa yang
buruk, namun apapun itu kita harus tetap menjalankan kehendak Tuhan.
Keputusan yang sesuai dengan
kehendak Tuhan dapat kita ambil jika memiliki hikmat dari Tuhan (Kol 1:9) dan
kita dapat hidup layak (mendapat berkat dari Tuhan), berkenan dihadapan Tuhan,
memberi buah yang baik (memuliakan Tuhan), dan bertumbuh lebih dekat kepada
Tuhan (Kol 1:10). Maka dari itu ambil dan lakukan keputusan sesuai dengan
kehendak Tuhan dan kita pun dapat masuk ke sorga (Mat 7:21).
Keputusan yang sesuai dengan
kebenaran
Apakah kebenaran itu? Jawabannya
adalah Yesus dan firman-Nya (Yoh 14:6). Untuk bisa mengambil keputusan yang
sesuai kebenaran kita harus mendekat ke Yesus dengan banyak berkomunikasi
(berdoa) dengan Tuhan dan mengerti firman-Nya dengan banyak membaca alkitab.
Contoh kebenaran dari Yesus
- Percaya hanya Yesus yang dapat menyelamatkan manusia (Kis 16:31)
- Tidak merayakan Natal karena tidak sesuai perintah Tuhan. Mungkin kita akan susah karena tidak biasa dan berbeda dari sekitar tetapi itu akan dapat kita lalui.
- Menjalankan atau merayakan hari Sabat secara benar sesuai dengan firman Tuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar