Kata “Cuman” ini tidak asing bagi telinga kita, memang kata ini
bukan bahasa baku, tapi sangat sering digunakan dalam percakapan, kata
yang dalam arti lain “hanya” ini sangat digemari semua kalangan, sebab
bisa menjadi pembenar atas tindakan yang sebenarnya salah namun jadi
bisa dimaklumi, seperti contoh beberapa kalimat berikut ini:
“ nggak apa-apa cuman sedikit, nggak bakalan sakit “ ; “ nggak apa
cuman sebentar, telat dikit nggak masalah” ; nggak apa cuman dekat nggak
usah buru-buru santai aja” ; “nggak apa-apa nggak ke Gereja cuman
sekali-kali, Tuhan juga akan maklum” dll…, saat kita melakukannya maka
kita jadi merasa tidak bersalah, semua ok saja seolah-olah tidak akan
terjadi masalah besar dari pelanggaran yang kecil-kecil, namun perlu
kita “renungkan” penyimpangan kecil bisa berakibat fatal, contoh: saat
seorang nahkoda menganggap pergeseran kapalnya 0,5º/hari itu adalah
masalah biasa dan berkata cuman 0,5º, tapi jika itu terjadi terus
menerus selama satu tahun, ternyata kapal tersebut sudah berbalik arah
180º dan menjauh dari tujuannya…, saudaraku…, setiap orang percaya
selalu akan mendapat tekanan akan perkembangan zaman, setiap hari kita
diperhadapkan dengan situasi sulit yang membuat kita terjebak dalam
perbuatan yang melawan aturan hukum, aturan agama maupun aturan norma,
dan akan banyak orang berkata…nggak apa-apa, itu cuman masalah kecil dan
sudah wajar dizamannya, jangan takut…pasti dimaklum1. Ingat! Dan
hati-hati dengan jebakan Batman…dengan kata “cuman” kita bisa tersesat.
Selamat hari Sabat, Tuhan memberkati.
“ Celakalah dunia dengan segala penyesatannya: memang penyesatan harus
ada, tetapi celakalah yang mengadakannya. “
( Matius 18:7 )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar