Bacaan: Kejadian 33:1-20
Tetapi Esau berlari mendapatkan dia, didekapnya dia, dipeluk lehernya dan diciumnya dia, lalu bertangis-tangisanlah mereka.
(Kejadian 33:4)
Siapa
yang tidak kecewa saat dikhianati oleh adik kandung sendiri? Itulah yang
dialami oleh Esau. Esau begitu marah setelah ia ditipu oleh Yakub,
adiknya. Pertama, Yakub telah berhasil “membeli” hak kesulungan milik
kakaknya itu seharga semangkuk kacang merah. Kedua, dengan cara yang
licik, Yakub telah menyerobot berkat yang seharusnya menjadi miliknya. Esau dendam dan berikhtiar membunuh adiknya itu (Kej. 27:41).
Tentu sulit bagi Esau melupakan begitu saja peristiwa pahit itu.
Tetapi, tampaknya Esau belajar memahami kesalahannya. Ia belajar bahwa
menyimpan dendam dan kebencian justru akan memberikan dampak buruk
baginya. Esau pun belajar mengampuni! Dan, menurut saya, Tuhan
menghargai tindakannya, yang bersedia berjalan menurut firman-Nya.
Kita mungkin punya pengalaman sama seperti Esau. Kita melakukan
kesalahan, ditipu, dan dikhianati, bahkan oleh orang yang terdekat
dengan kita. Jujur, ada perasaan marah, bahkan dendam. Tetapi, Roh Kudus
menghendaki kita membereskan hati dan mengampuni. Tidak mudah dan perlu
proses panjang. Tetapi, kita perlu melakukannya!
Kita dapat
belajar dari Esau. Tahun-tahun sakit hatinya telah diganti Tuhan dengan
tangis sukacita kemenangan saat ia melepaskan pengampunan untuk Yakub.
Pengampunan bukanlah suatu kasus lupa ingatan yang dapat menghapus luka
masa lalu dengan sekejap. Sebaliknya, pengampunan adalah proses
penyembuhan dengan mengeluarkan racun dari luka hati tersebut. Dengan
demikian, hati kita pun dibebaskan dan dipulihkan. sys
CARA YANG PALING EFEKTIF DAN TERHORMAT UNTUK MEMBALAS DENDAM ADALAH DENGAN MENGAMPUNI!
Sumber: Andi Soesatyo
Gambar:Wikipedia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar