Ada asumsi yg
berpendapat bahwa semakin seseorang memiliki pengetahuan yg byk, semakin
dirinya bernilai & berhikmat. Hal ini terlihat dr sistem pendidikan
kita yg cenderung menekankan transfer informasi. Si anak disebut pintar
apabila ia dpt menghafalkan & melafalkan sejumlah besar informasi.
Dlm bacaan hr ini, Musa memberikan instruksi kpd bangsa Israel bukan
utk menambah informasi & wawasan mereka. Pesan yg Musa sampaikan
"utk dilakukan" secara praktis &
nyata dlm kehidupan sehari-hari (1). Hal itu tercermin dr kata
"dengarlah" & "lakukanlah" (3). Yg menjadi pertanyaan adalah mengapa
instruksi tersebut hrs dilakukan? Tujuannya, agar rasa takut akan TUHAN
dibangkitkan dlm kesadaran bangsa Israel. Dgn melakukannya, mereka akan
mengalami berkat Tuhan dlm bentuk lanjut umur [2] & multiplikasi
(3).
Selanjutnya kita dpt
melihat instruksi kembar yg khusus & utama dalam ayat 4 & 5.
"Dengarlah" menyatakan ttg TUHAN yg satu-satunya & yg sejati, yg
adalah "Allah kita"—yg berdaulat atas kita (4). Namun bangsa Israel tdk
cukup hanya mendengar & menjadikan hal ini sbg informasi semata.
Mereka dituntut utk ("lakukanlah") mengasihi Dia dgn segenap totalitas
hidup mereka (5). Pengakuan akan keesaan Allah & respons berupa
kasih hrs diajarkan kpd keturunan mereka di mana saja & kapan saja
(6-7). Hal tersebut juga perlu "mendarah-daging" di dlm keseluruhan
aspek kehidupan mereka tanpa terkecuali (8-9).
Miris rasanya
melihat bahwa hr ini kita acap kali menceraikan "dengarlah" dgn
"lakukanlah." Ini adalah kondisi yg sangat berbahaya. Kita dpt mengamini
doktrin2 yg sehat tetapi punya hidup yg sesat. Kita dpt mengakui bahwa
ada Allah yg esa & berdaulat, tetapi ternyata tdk mengasihi atau pun
menaati-Nya (bdk. Yak 2:19).
Renungkan: Marilah kita berkomitmen utk menerapkan secara nyata firman Tuhan yg kita dengar & dapatkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar