Sabtu, 01 Juli 2017

OHOLA dan OHOLIBA

*OHOLA dan OHOLIBA* by. Pdt. Budijanto Tjoetjoe.

Tuhan  seringkali  menunjukkan  atau  menggambarkan  keadaan   umat-Nya di Perjanjian lama dengan perbuatan simbolis (perlambangan). Salah satu perlambangan tentang keadaan umat Tuhan adalah perlambangan tentang dua orang perempuan, kakak beradik yaitu Ohola dan Oholiba (Yehezkiel. 23).  

Ohola adalah sang kakak, sedang Oholiba adalah sang Adik. Ohola menunjukkan Samaria (Kerajaan Israel/Utara) dan Oholiba adalah Yerusalem (Kerajaan Yehuda/selatan). Seperti kita ketahui bahwa kerajaan Israel pecah menjadi dua yaitu Kerajaan Israel/Utara dan Kerajaan Yehuda/selatan.

Tuhan memandang Umat-Nya seperti seorang isteri. Alkitab mengatakan: _“Sebab seperti seorang muda belia menjadi suami seorang anak dara, demikianlah Dia yang membangun engkau akan menjadi suamimu, dan seperti girang hatinya seorang mempelai melihat pengantin perempuan, demikianlah Allahmu akan girang hati atasmu”_ (Yes. 62:5).

Umat Tuhan sebagai isteri Tuhan haruslah setia kepada Tuhan sebagai suaminya. Apabila umat Tuhan sebagai isteri Tuhan tidak setia yaitu berpaling kepada allah-allah lain (berhala) atau bersandar kepada bangsa lain/musuh maka Tuhan sebagai suami memandangnya berzinah. Alkitab mengatakan: _“Sebab janganlah engkau sujud menyembah kepada allah lain, karena TUHAN, yang nama-Nya Cemburuan, adalah Allah yang cemburu. Janganlah engkau sampai mengadakan perjanjian dengan penduduk negeri itu; apabila mereka berzinah dengan mengikuti allah mereka dan mempersembahkan korban kepada allah mereka, maka mereka akan mengundang engkau dan engkau akan ikut makan korban sembelihan mereka”_ (Kel. 34:14-15).

Tuhan mengatakan bahwa umat-Nya telah bersundal sejak di Mesir.  Ohola yaitu Samaria/Kerajaan Israel/utara  telah berzinah karena tidak setia kepada Tuhan dan tidak lagi bersandar Tuhan sebagai suaminya malah menjalin hubungan dengan Asyur (Yeh. 23:1-10). Oholiba (Yerusalem/Kerajaan Yehuda/Selatan) persundalannya melebihi Ohola  (Samaria/Kerajaan Israel/utara). Yerusalem/kerajaan Yehuda malah menjalin hubungan lebih dalam dengan Asyur (Yeh. 23:11-34). Maka mereka akan menanggung akibat perbuatan mereka (Yeh. 23:35-37). Selain itu umat Tuhan juga telah menajiskan tempat kudus Tuhan dan tidak menguduskan hari Sabat (Yeh. 23:38). Tuhan mengatakan, bahwa Dia akan membalas cemburu-Nya, maka umat-Nya akan diserahkan ke dalam tangan musuh-musuh mereka (Yeh. 23:46-49).

Hubungan Tuhan Yesus dengan jemaat dilukiskan seperti suami dengan isteri (Ef. 5:22-27). Bukankah seorang isteri  harus setia kepada suaminya? Maka kalau jemaat tidak setia kepada Tuhan  yaitu berpaling dari Tuhan kepada allah-allah lain atau berhala atau dunia maka jemaat dipandangan Tuhan telah berzinah secara rohani.

Karena itu kita harus setia kepada Tuhan, jangan menyembah berhala, jangan memberhalakan sesuatu, jangan mencintai dunia, harus menguduskan hari Sabat, harus setia memegang kebenaran Tuhan (Kis. 11:23; II Kor. 11:3; Gal. 5:22; I Tim. 6:11).

Kalau kita setia kepada Tuhan maka Tuhan akan memperlakukan kita sebagaimana kesetiaan kita kepada-Nya. Alkitab mengatakan: _Terhadap orang yang setia Engkau berlaku setia, terhadap orang yang tidak bercela Engkau berlaku tidak bercela, terhadap orang yang suci Engkau berlaku suci, tetapi terhadap orang yang bengkok Engkau berlaku belat-belit_ (Mzm. 34:26-27).

Kalau kita tidak setia kepada Tuhan, Tuhan akan membiarkan kita, sehingga Iblis (musuh) akan menguasai/memperdaya kita dan kita akan menjadi musuh Tuhan.  _“Hai kamu, orang-orang yang tidak setia! Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah.”_ (Yak. 4:4).

Tuhan menginginkan kita setia sampai akhir kepada-Nya. Tuhan pernah berfirman kepada jemaat di Smirna, agar mereka setia sampai mati. _“Jangan takut terhadap apa yang harus engkau derita! Sesungguhnya Iblis akan melemparkan beberapa orang dari antaramu ke dalam penjara supaya kamu dicobai dan kamu akan beroleh kesusahan selama sepuluh hari. Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan”_ (Wahyu 2:10).

Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...