Kita percaya pada Yesus karena menaruh pengharapan setelah dunia akan masuk ke surga. Namun sebagian orang menaruh pengharapan pada dunia karena mereka melihat apa yang bisa dilihat mata. Dengan iman, kita menaruh pengharapan pada hal yang tidak bisa kita lihat yaitu kerajaan surga.
Kej 5:27 menceritakan Metusalah yang berumur 969 tahun. Apa arti Metusalah? Nama Metusalah adalah nubuat setelah orang ini mati akan terjadi bencana. Setelah Metusalah mati, terjadilah air bah. Perintah Allah pada Adam & Hawa adalah saat memakan buah pengetahuan yang baik & yang jahat hari itu mereka akan mati. Saat mereka memakan buah itu, mereka hanya melihat mereka telanjang, namun satu hari bagi Allah adalah seribu tahun bagi manusia. Jadi benar saat itu manusia telah mati, penghakiman telah terjadi saat manusia telah mati.
Manusia tidak dapat menahan kematian, maka dari itu manusia mulai berpikir setelah mati apa yang mereka alami. Akan ke tempat yang baik atau yang buruk. Tempat yang baik secara umum adalah surga dan yang buruk adalah neraka. Bagaimana manusia mencari keselamatan? Dengan berbuat kebaikan, namun Tuhan berkata perbuatan manusia seperti pakaian yang kotor. Perbuatan baik tidak dapat menyelamatkan manusia. Tuhan Yesus sendiri berkata Akulah jalan kebenaran dan hidup sehingga banyak orang mengajarkan dengan percaya Yesus maka bisa masuk surga namun apakah seperti itu yang dikatakan Alkitab?
Mat 7:21 menuliskan bukan setiap orang yang berseru "Tuhan, Tuhan" akan masuk surga. Yang dimaksud orang yang berseru-seru adalah orang yang diberitakan Injil lalu menerima dan percaya dan berseru pada Tuhan (Rm 10:11-15). Namun hanya berseru belum dapat masuk ke surga, Tuhan berkata orang yang melakukan kehendak Bapa yang dapat masuk ke surga. Di ayat 22, mereka yang bernubuat adalah orang yang menyampaikan firman Tuhan, mengusir roh jahat, membuat banyak mukjizat, orang yang bergiat melakukan pelayanan, pekerjaan Kudus tapi di ayat 23 Tuhan berkata "Aku tidak pernah mengenal kamu, enyahlah hai pembuat kejahatan". Intinya adalah mempunyai pengharapan akan Kristus adalah hal yang benar, tapi yang terpenting adalah melakukan kehendak Allah.
Orang Israel ditindas di Mesir lalu berseru pada Allah, maka Allah mengutus Musa untuk memimpin mereka ke tanah Kanaan. Dalam perjalanan mereka dipimpin tiang awan dan api, telah melihat berbagai mukjizat penyertaan Allah. Di gunung Sinai mereka melihat kemuliaan Allah, begitu Musa naik ke gunung Sinai, orang Israel tidak taat pada Tuhan. Saat 12 pengintai pergi mengintai Kanaan, mereka sudah dekat ke tanah Perjanjian. Ternyata mereka tidak percaya pada Tuhan, akhirnya Tuhan menghukum degan berputar di Padang gurun. Dari angkatan keluar dari Mesir, semua mati kecuali Yosua dan Kaleb. Tuhan menghukum mereka berputar di Padang gurun agar mereka taat kepada Allah. Ini adalah gambaran kehidupan kita, bangsa Israel dibaptis saat melewati Laut Merah, kita juga telah dibaptis. Jika kita tidak taat pada Tuhan, kita pun tidak akan mendapatkan keselamatan. Dalam perjalanan menuju surga, yang belum pernah tidak lihat, Tuhan menguji kita agar kita taat pada Allah. Jika tidak taat maka kita akan gugur. Taat seperti apa yang diinginkan Allah? Mat 5:17-20 menuliskan hidup keagamaan kita harus sama seperti kehidupan agama ahli taurat dan orang farisi. Ahli taurat dan orang farisi adalah orang yang berkutat dalam firman Tuhan dan mereka sangat memahami firman Allah. Sangat sulit kelihatannya tapi yang dimaksud Allah adalah tidak sekedar memahami dan mendengar. Ayat 21-22 mengajarkan tentang menghakimi, merasa diri paling benar, itu sudah patut untuk dihukum. Ayat 23-24 mengajarkan jika tidak dapat mengampuni saudaranya, maka bagaimana bisa berdamai dengan Tuhan.
Yesus mengajarkan standar yang lebih tinggi, ibadah bukan hanya dari lahiriah tapi dari kesadaran diri. Ibadah bukan karena keterpaksaan, tapi karena kerelaan diri. Ayat 27-30 menuliskan tentang perzinahan, Tuhan menegaskan berawal dari niat/pikiran walaupun belum ada tindakan, sudah dianggap berbuat dosa. Dari sini kita belajar untuk menjaga hati kita untuk mencegah kita berbuat dosa.
Ahli taurat dan orang farisi mengajarkan orang untuk beribadah namun dirinya sendiri tidak beribadah. Tuhan menginginkan kita untuk beribadah sepenuh hati dan jiwa. Bagaimana dengan kita? Apakah kita beribadah tapi pikiran kita tertuju pada hal lain? Apakah kita hanya melayani karena hanya melaksanakan perintah? Saat dikritik maka kita langsung bersungut-sungut. Proses pengujian diri dari Tuhan bertujuan agar kita dapat melakukan perubahan rohani. Melakukan kehendak Tuhan tidak hanya dari rupa luar namun harus dari hati.
Mat 5:43-48
Yang dikehendaki Allah adalah kita menjadi sempurna sama seperti Bapa adalah sempurna. Dengan mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri, mengasihi musuh yang menganiaya kita, kita akan mendapat upah dengan menjadi anak Allah. Saat ada yang mengkritik kita harus bersyukur dan memuji Tuhan. Jika saat melayani bukan pujian yang kita dapat jangan berkecil hati, itulah kemuliaan Tuhan bagi kita. Kepada musuh kita berdoa bagi kebaikan dia bukan malah berdoa bagi hukuman untuk dia, maka Tuhan akan memberkati kita. Saat kita berjalan dengan Tuhan, kita bisa merasa lelah namun Tuhan tidak meninggalkan kita. Kita hanya harus melakukan kehendak Allah, minta pimpinan Roh Kudus agar kita bisa sempurna seperti Bapa adalah sempurna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar