Sabtu, 24 September 2016

Belajar dari Gehazi

Gehazi adalah bujang dari nabi Elisa dan tercatat di 2 Raja 5. Pasal ini mengisahkan Naaman yang memperoleh kesembuhan dari penyakit kusta. Setelah sembuh Namaan bermaksud memberikan hadiah kepada Elisa namun dia menolak. Namun Gehazi menginginkan hadiah tersebut dan dengan berbohong kepada Naaman, dia memperoleh hadiah tersebut. Dari Gehazi kita akan belajar dari ketamakan dan akibatnya dalam hidup manusia. Ketamakan sudah menjadi sifat dasar manusia dan tidak hanya mencakup kepada harta benda tapi juga mencakup keinginan memperoleh sesuatu dan kekuasaan. Ketamakan timbul dari pikiran (Markus 7:21), ketamakan timbul saat ada pikiran tentang sesuatu yang tidak dimiliki atau yang ingin dimiliki. Saat Naaman memberikan hadiah kepada Naaman, Gehazi ada dan melihat semua hadiah yang akan diberikan. Gehazi menjadi tamak setelah melihat hadiah. Seseorang dapat menjadi serakah/tamak setelah dibuahi hatinya.



Mengapa bisa tamak?

1. Ada kesempatan
Kesempatan dapat menjadi kesempatan yang baik dan buruk namun seringkali manusia mengambil kesempatan yang buruk. Contohnya kesempatan untuk mencuri uang karena sedang membutuhkan dan kebetulan ada uang di depannya. Begitu pula yang dilihat Gehazi, dia melihat kesempatan untuk memperoleh harta.

Tuhan memberikan kita kesempatan yang baik untuk kita; menjadi pengkhotbah, pemimpin pujian, pemusik, guru agama dll; namun kita sering menolak kesempatan itu dengan alasan takut, malu, tidak ada kemampuan, atau orang tua menolak dengan alasan memberikan kesempatan untuk yang muda. Kesempatan itu diberikan karena Tuhan mengasihi kita dan untuk menumbuhkan iman kita melalui ibadah, membaca alkitab. Semua kesempatan itu diberikan oleh Tuhan, jangan sampai kita melewatkan kesempatan itu. Orang tua harus membimbing anaknya untuk mengambil kesempatan yang baik di gereja dan orang tua sendiri juga harus mengambil kesempatan itu.

2. Merasa tidak puas
Rasa tidak puas dapat menghancurkan manusia. Orang tamak selalu merasa tidak puas dan selalu mengingini milik orang lain. Dia akan menggunakan berbagai cara untuk mendapatkan milik orang lain dan seringkali berbuat dosa untuk memuaskan rasa tamaknya. Contohnya raja Ahab saat menginginkan kebun anggur Nabot dan Daud menginginkan Batsyeba.

3. Ingin merasakan kenikmatan dan kekuasaan
Saat makan makanan yang enak kita akan merasa ingin lebih sehingga sering ditemukan saat ada maka bersama ada orang yang mengambil makanan lebih banyak (seringkali tanpa mempedulikan orang lain). Perumpamaan anak yang hilang menceritakan tentang kenikmatan dunia. Anak bungsu menjadi durhaka karena ingin menikmati dunia. Kekuasaan, dengan kekuasaan orang dapat berbuat segala sesuatu. Gehazi dengan harta yang banyak dapat berbuat segala sesuatu.

Agar tidak menjadi tamak, kita harus melakukan 2 hal:

1. Mensyukuri segala sesuatu
Ada ilustrasi seekor tupai yang tinggal di lubamg pohon. Dia menyimpan banyak biji kenari (yang dia ambil juga dari tupai lain), dia makan semua kenari setiap hari lama kelamaan dia menjadi gemuk dan susah keluar dari pohon. Ketamakan membuat kita tidak damai sejahtera karena tidak pernah merasa puas. Rasa tamak dapat dilawan dengan selalu berayukur, mengucapkan terima kasih akan semua yang Tuhan telah berikan. Hati yang penuh ucapan syukur bisa mengikis rasa tamak.

Bersyukur bukan berarti tidak berusaha. Kita ttp berusaha dan apapun hasil yang didapat kita berterima kasih kepada Tuhan. Kita tidak akan membandingkan dengan orang lain yang akan menjadikan kita tamak. Tuhan mengajarkan kita untuk mengucap syukur akan segala hal (1 Tesalonika 5:18), mengucap syukur saat hal yang baik dan juga saat yang buruk. Saat kita mengucap syukur kita menyadari bahwa Tuhan memberikan yang terbaik.

2. Hidup berkecukupan 

Ada seorang kaya ingin menjual tanah. Ada pembeli yang tertarik, dia bertanya seberapa luas yang bisa dibeli. Pemilik tanah berkata bebas asal dia berhasil mengelilingi sampai kembali ke tuan tanah. Pembeli berpikir harga tanah akan selalu naik maka dia pun berlari terus dan sampai matahari terbenam dia pun sampai ke tuan tanah, dia telah mengelilingi 50 hektar. Namun setelah dia sampai dia mati karena kelelahan akhirnya dia cuma mendapat 2*1 meter.

Ketamakan tidak akan pernah cukup, jangan kita terjebak dalam harta. Kita hidup di dunia untuk melayani Allah. Tuhan mengajarkan kita untuk waspada terhadap ketamakan (Luk 12:15) dan mengajarkan untuk hidup cukup (1 Tim 6:7-9). Kita telah mendapat berkat dari Tuhan dan gunakan secukupnya sehingga tidak akan menjadi tamak. 

3. Tidak takut akan masa depan/tidak kuatir
Tamak seringkali timbul karena rasa kuatir. Kuatir akan masa depan, takut tidak cukup untuk hidup dan akhirnya memakai segala cara untuk memperolehnya. Tapi bagaimana dengan kita? Firman Tuhan mengajarkan untuk mencari dulu kerajaan Allah (Mat 6:33). Jadi jangan kuatir dan lakukan kehendak Tuhan terlebih dahulu (mengasihi sesama, melayani tuhan, hidup jujur, memberi persembahan dll).

Setelah mendahulukan kehendak Tuhan, maka Tuhan akan menambahkan semuanya. Apa yang ditambahkan? Segala yang kita kuatirkan, Tuhan akan cukupkan. Tuhan memberikan berkat kepada orang yang diperkenannya. Jika tidak, bekerja keras pun tidak akan dapat.

Ketamakan Gehazi mengakibatkan hukuman tidak hanya dirinya namun keturunannya. Hadiah Namaan diperoleh dengan menipu maka Gehazi mendapat kusta beserta keturunannya. Ketamakan tidak hanya berakibat ke diri sendiri namun juga orang lain. Ketamakan dapat merusak hubungan kita dengan orang lain. Ketamakan dapat menghilangkan damai sejahtera. Jangan sampai kita menyesal akibat ketamakan karena ketamakan dilarang oleh Tuhan (Kel 20:17) dan tidak akan mendapat bagian dalam surga (Ef 5:3-5).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...