Bahan bacaan: Mat 14:22-33
Peristiwa ini terjadi setelah Yesus membuat mukjizat besar yaitu memberi makan lima ribu orang, setelah itu Yesus menyuruh muridnya mendahului ke seberang danau Galilea. ~Galilea di tahun 2000 memiliki panjang 11 km dan lebar 22 km, di zaman Tuhan Yesus tentu jauh berbeda. Danau Galilea lebih luas dan cuacanya lebih ekstrim (angin bertiup kencang dari Utara ke Selatan)~
Tiada mustahil dihadapan Allah dan itu benar tapi saat Yesus turun ke dunia benar2 sebagai manusia (pernah lapar, sedih, marah, lelah). Yesus langsung pergi ke bukit walaupun mungkin lelah setelah melakukan mukjizat, Yesus tidak beristirahat melainkan berdoa (23). Dari sini Yesus berdoa sangat lama, bisakah kita mencontoh Yesus. Setelah melakukan tindakan yg besar, suatu keberhasilan, menolong orang lain (Yesus memberi makan 5 ribu orang) sewajarnya kita beristirahat, tapi Yesus bergumul dalam berdoa. Mengapa berdoa? Karena keberhasilan membuat kita lupa daratan, meninggikan diri sendiri. Di bukit tentu lebih sejuk, cocok untuk istirahat, tapi Yesus rela mengorbankan fisiknya demi berdoa agar dia tidak terlena karena keberhasilan.
Jam 3 malam Yesus terlihat oleh murid-murid-Nya, kapal hanya beberapa mil dari pantai karena terhalang oleh angin sakal. Berjalan diatas air sebuah tindakan yg tidak lazim karena manusia tidak bisa melawan alam/ gravitasi, namun dihadapan Allah tidak ada yg mustahil, bahkan Petrus pun, diijinkan Tuhan, bisa berjalan diatas air. Yesus bisa melakukan itu bukan karena sebelumnya berdoa tetapi karena kebiasaan doa yang telah dilakukan. Hendaknya kita pun melakukan kebiasaan tersebut.
Yesus mengalahkan air, air melambangkan kejahatan, manusia yg melawan umat pilihan (mzm 124:1-5). Petrus diijinkan bisa berjalan diatas air karena dia percaya, namun dia bimbang saat merasakan angin, gelombang (walaupun sejak awal sudah ada namun tidak terasa karena dia percaya) dan dia mulai tenggelam. Untungnya Petrus masih ingat Yesus sehingga dia berteriak kepada Yesus dan ditolong. Yesus menyebut dia kurang percaya. Yesus dapat mengalahkan air, Yesus dapat mengalahkan dosa, manusia pun jika benar-benar berdoa kita bisa "berjalan diatas air". Benar-benar berdoa berarti sepenuhnya percaya .Yang dilakukan Petrus sering kita lakukan, awalnya sepenuhnya percaya namun mulai bimbang saat merasakan masalah (yang sebenarnya sudah ada namun kita tidak merasakan saat memandang/percaya Yesus) akhirnya mulai tenggelam dalam masalah. Kita harus percaya dan beriman dalam kebenaran karena kebenaran tidak pernah mustahil.
Saat Yesus berjalan diatas air terlihat samar-samar (murid mengira dia hantu) karena subuh masih gelap. Kita yang hidup dalam kegelapan, tidak memahami kebenaran Firman, melihat Tuhan secara utuh. Paulus sudah mengingatkan tentang hal ini (2 Kor 4:1-4), jika Yesus benar-benar menjadi tuntunan, tidak akan terjadi perbedaan ajaran kristen/ banyak denominasi. Diri kita harus waspada, mata sudah tercelik namun dunia lambat laun menutupi mata kita seperti penyakit katarak, lambat laun mata mulai kehilangan penghilatan dan kita pun mulai memandang kebenaran samar-samar seperti hantu. Jadi kita harus belajar untuk tetap menjaga mata untuk tetap kelas dan sudah menjadi tanggung jawab kita untuk menjadi terang bagi orang lain yg masih berada dalam kegelapan sehingga mereka bisa memandang Yesus dalam terang, dalam kebenaran sejati. Kita pun belajar dalam memandang suatu hal jangan langsung mengambil kesimpulan karena masih belum jelas namun teliti lagi dalam kebenaran.
Oleh: Pdt. Andrea Halingkar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar