Bacaan Alkitab: Yeremia 39
Bagaimana perasaan seseorang saat apa yang telah dia nanti-nantikan terwujud? Tentu perasaannya lega dan penuh sukacita. Akan tetapi, seperti itukah perasaan Yeremia ketika nubuat tentang kehancuran Yerusalem terwujud?
Jatuhnya Yerusalem adalah momen yang paling dinanti oleh Yeremia karena peristiwa itu menggenapi nubuat yang ia sampaikan sebelumnya, sekaligus membuktikan bahwa ia adalah nabi sejati. Akan tetapi, peristiwa itu paling tidak ingin ia saksikan karena peristiwa itu amat mengerikan: kota Yerusalem dibakar, temboknya dihancurkan, para pembesarnya dibantai, dan penduduknya ditawan ke Babel, bahkan raja Zedekia dibutakan setelah dipaksa melihat anak-anaknya yang masih kecil disembelih (39:1-10). Peristiwa itu sesuai dengan peringatan Yeremia jika raja dan rakyat Yehuda menolak menyerah pada Babel yang dipakai Allah untuk menghukum mereka.
Yang menarik, di tengah peristiwa besar itu, Allah memberi perhatian khusus terhadap seorang Etiopia bernama Ebed-Melekh (39:11-18). Perhatian terhadap orang bukan Yehuda ini menunjukkan bahwa Allah itu adalah Allah bagi segala suku bangsa. Allah tidak ragu-ragu menghukum umat pilihan-Nya— yaitu bangsa Yehuda—yang memilih untuk hidup dalam dosa, sekaligus Allah tidak ragu-ragu menyelamatkan manusia dari segala suku dan bangsa yang mau percaya kepada rencana keselamatan dan kehendak-Nya.
Kehancuran Yerusalem menjadi peringatan bahwa status Anda sebagai umat pilihan Allah tidak akan menyelamatkan Anda dari konsekuensi dosa. Jika ada dosa yang masih Anda pelihara, buatlah tekad untuk meninggalkannya. Jika tidak, cepat atau lambat, disiplin Tuhan yang keras akan terjadi!
Lukas 21:34
“Jagalah dirimu, supaya hatimu jangan sarat oleh pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi dan supaya hari Tuhan jangan dengan tiba-tiba jatuh ke atas dirimu seperti s uatu jerat.”
God Bless you. Oleh: Pdt. Yabes Order.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar