Bacaan Alkitab hari ini:
Yeremia 34
Idealnya, umat Allah tahu dan melakukan apa yang benar. Akan tetapi, praktiknya tidak selalu seperti itu. Sebagai contoh adalah perlakuan orang Yehuda terhadap budaknya. Saat kota Yerusalem yang terkepung mendekati kejatuhan (34:1-7), tiba-tiba raja dan penduduk Yerusalem sepakat untuk melaksanakan perjanjian melepaskan budak sesuai dengan hukum Taurat (34:8-10).
Para budak tersebut adalah saudara mereka sendiri, yaitu sesama orang Yehuda, yang menjadi budak karena hutang. Namun, setelah para budak dibebaskan, raja dan rakyat berubah pikiran. Mereka memaksa para budak yang sudah dibebaskan untuk kembali menjadi budak (34:11). Mungkin pemicunya adalah pengepungan yang sempat dihentikan sementara oleh pasukan Babel (34:21-22). Menurut hukum Taurat, di tahun ketujuh, para budak harus dibebaskan. Dalam praktiknya, para tuan selalu memiliki cara untuk memperpanjang masa perbudakan sehingga melebihi Tahun Sabat (34:12-14). Allah menegur dan mengingatkan bahwa hukum Tahun Sabat ini didasarkan pada pengalaman buruk bangsa mereka sendiri saat menjadi budak di Mesir (34:12-14). Oleh karena itu, seharusnya mudah bagi mereka untuk menaati hukum Taurat yang satu ini. Itulah sebabnya, hukuman Allah yang keras menanti, yakni mengalami kematian dengan cara mengerikan, sama seperti nasib binatang yang mereka potong dan belah saat melakukan ritual perjanjian (34:15-22).
Para budak tersebut adalah saudara mereka sendiri, yaitu sesama orang Yehuda, yang menjadi budak karena hutang. Namun, setelah para budak dibebaskan, raja dan rakyat berubah pikiran. Mereka memaksa para budak yang sudah dibebaskan untuk kembali menjadi budak (34:11). Mungkin pemicunya adalah pengepungan yang sempat dihentikan sementara oleh pasukan Babel (34:21-22). Menurut hukum Taurat, di tahun ketujuh, para budak harus dibebaskan. Dalam praktiknya, para tuan selalu memiliki cara untuk memperpanjang masa perbudakan sehingga melebihi Tahun Sabat (34:12-14). Allah menegur dan mengingatkan bahwa hukum Tahun Sabat ini didasarkan pada pengalaman buruk bangsa mereka sendiri saat menjadi budak di Mesir (34:12-14). Oleh karena itu, seharusnya mudah bagi mereka untuk menaati hukum Taurat yang satu ini. Itulah sebabnya, hukuman Allah yang keras menanti, yakni mengalami kematian dengan cara mengerikan, sama seperti nasib binatang yang mereka potong dan belah saat melakukan ritual perjanjian (34:15-22).
Mengetahui dan melakukan, mengerti dan mempraktikkan firman Tuhan adalah pasangan disiplin dan karakter murid Kristus yang harus kita miliki agar kapan pun kenyataan hidup yang keras dan kejam menghantam, bangunan iman dan suka cita kita tetap kokoh, tak mudah roboh!
Matius 7:26
“Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir.”
God Bless you.
Oleh: Pdt. Yabes Order.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar