ANAK ALLAH by. Pdt. Budijanto Tjoetjoe.
Dalam Alkitab kita akan jumpai perkataan “Anak Allah (A=huruf besar) dan anak Allah.” (a=huruf kecil). Istilah ini telah menimbulkan salah paham atau salah pengertian khususnya dari penganut agama lain. Mereka mengatakan: “orang-orang Kristen menyebut Yesus sebagai Anak Allah, bukankah hal ini berarti Allah telah beranak atau melahirkan Yesus seperti halnya manusia? Bukanlah Allah itu tidak beranak dan tidak diperanakkan? "
Mengapa mereka mengatakan demikian? Hal ini karena mereka memahami istilah “Anak Allah” dalam arti jasmani atau lahiriah (I Kor. 2:14). Padahal Istilah “Anak Allah (A=huruf besar) dan anak Allah.” (a=huruf kecil) di dalam Alkitab bukanlah dalam pengertian jasmani atau lahirian, tetapi pengertian secara rohani.
1. Menunjukkan siapa anak Allah itu?
a) Adam sebelum berbuat dosa disebut “anak Allah” (Luk. 8:38).
b) Yesus disebut “Anak Allah” (Luk. 1:31-35; Mrk. 3:11). (huruf “A” pada “Anak Allah” di sini adalah huruf besar) Anak Allah bukan berarti Allah secara jasmani melahirkan Yesus Kristus (Yoh. 10:30; Ef. 1:17). Yesus disebut “Anak Allah” menunjukkan “ke-Allah-an Yesus” atau “Keilahian Yesus.” (Yesus sebagai Allah). Sedangkan Tuhan Yesus disebut “Anak Manusia” adalah menunjukkan kemanusiaan Yesus atau Yesus sebagai manusia (Mrk. 8:31).
c) Umat pilihan Allah di Perjanjian Lama yaitu bangsa Israel disebut anak Allah (Hos. 1:10).
d) Umat Tuhan di Perjanjian Baru (jemaat) disebut anak Allah (I Yoh. 3:1; Rm. 9:6-8; Ef. 1:5).
“anak Allah” menunjukkan hubungan rohani yang menggambarkan Allah sebagai Bapa dengan umat-Nya sebagai anak. Karena Allah sebagai Bapa maka status umat Tuhan sebagai anak Allah sangatlah mulia sebab binatang dan tumbuhan tidak memiliki status ini (Mzm. 103:13; I Kor. 8:5-6).
2. Syarat-syarat menjadi anak Allah.
Untuk menjadi anak Allah di Perjanjian baru ada syarat-syaratnya:
a) Dilahirkan oleh Allah (Yoh. 1:12-13).
Bagaimana dilahirkan oleh Allah? yaitu percaya Yesus, dan menerima Baptisan Air serta Baptisan Roh Kudus Setelah seseorang dibaptis, ia beroleh kelahiran kembali maka disebut anak Allah (Gal. 3:26; Yoh. 3:5; Tit. 3:5).
Ketika Yesus dibaptis, terdengar suara dari sorga berkata: "Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan." (Luk. 3:21-22).
Setelah dibaptis kita harus memohon Roh Kudus. Menerima Roh Kudus adalah bukti menjadi Anak Allah (Rm. 8:15; Luk. 11:13).
Oleh karena itu, orang yang belum percaya Yesus dan dibaptis, maka dengan Allah, mereka tidak mempunyai hubungan Bapa dengan anak.
b) Diakui sebagai anak oleh Allah (Luk. 3:21-22).
Sesudah Yesus dibaptis, terdengar suara dari sorga berkata: "Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan." Jadi, setelah dibaptis, Allah Bapa mengakui Yesus sebagai Anak. Demikian pula dengan kita, setelah kita menerima Baptisan air dan Roh Kudus maka diakui sebagai anak Allah (Rm. 8:9, 16).
c) Jemaat yang menang dalam peperangan rohani dan menguduskan diri (Why. 21:7; II Kor. 6:17-18; 7:1; I Yoh. 3:3).
Jemaat yang menang dalam peperangan rohani dan menguduskan diri disebut anak Allah. Oleh karena itu kita harus melakukan penyempurnaan rohani dan melakukan peperangan rohani sampai akhir dan menang.
3. Kewajiban sebagai anak Allah.
a) Terhadap Allah.
- Menghormati Bapa di sorga (Mal. 1:6; Yoh. 8:49).
- Mentaati perintah Bapa yaitu melakukan firman Tuhan (I Ptr. 1:14;Ibr. 5:8-9).
b) Terhadap sesama manusia.
- Mengasihi sesama manusia bahkan terhadap musuh (Luk. 6:35; I Yoh. 3:10)
- Membawa Damai yaitu dapat hidup rukun dengan sesama (Mat. 5:9)
Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar