Minggu, 24 September 2017

Sesudah Air Bah



Bahan: Kej 8

Ayat 1-3
Kehidupan Nuh di dalam bahtera selama air bah turun pastilah sulit dengan banyaknya binatang yang juga tinggal didalamnya. Namun satu hal yang indah dicatat adalah Allah mengingat Nuh. Alkitab mencatat Allah mengingat juga tokoh lain, yang saat mereka menemui masalah Allah membantu mereka. Kita mungkin pernah merasa dilupakan oleh orang lain, namun Allah tidak pernah melupakan kita. Dia akan selalu mengingat dan membantu kita.

Ayat 4-10
Burung gagak dikeluarkan oleh Nuh untuk melihat kondisi bumi sesudah air bah. Burung gagak dalam air bah disebut Raven, salah satu jenis gagak yang besar dan parau suaranya. Siapakah gagak ini? Gagak ini adalah kita manusia, gagak dianggap sebagai simbol kematian begitu juga kita orang berdosa seharusnya tidak layak. Namun ternyata Nuh memberi kesempatan kepada gagak, Allah pun tetap memakai kita walaupun kita berdosa dan tidak layak.

Gagak itu gagal tetapi terbang terus pulang pergi. Kita seperti gagak suka terbang pulang pergi. Dalam dunia sesudah air bah, gagak menemukan hal menarik di sana, yaitu bangkai. Yesus berkata kita bukan milik dunia ini. Kita jangan seperti gagak yang suka melihat dunia, suka membandingkan kehidupan dunia karena kita adalah milik Allah. Ini adalah tantangan bagi anak Allah terutama bagi generasi muda. Rasa ingin tahu akan membuat kita ingin mencoba kenikmatan dunia. Jangan kita tukar kenikmatan dunia dengan keselamatan.

Sesudah gagak Nuh mengeluarkan merpati. Merpati setelah beberapa lama terbang akhirnya pulang karena tidak mendapat tumpuan kaki, sedangkan gagak tetap pergi karena bisa bertumpu pada mayat. Hal ini mengajarkan kita tentang menjaga kekudusan. Gagak tidak masalah bertumpu pada mayat (yang tidak kudus) sedangkan merpati tidak. Kita pun tidak bisa menganggap bisa pergi ke semua tempat, walaupun tempat itu tidak kudus. Gagak dalam pandangan dunia akan dianggap pintar karena bisa beradaptasi dimana saja. Namun kita adalah anak Allah harus bersikap seperti merpati, selalu menjaga kekudusan dimana saja.

Gagak dan merpati dianggap berbeda karena pilihan yang diambil. Gagak tidak masalah hidup dalam ketidakkudusan namun merpati memilih untuk hidup Kudus.

Ayat 11-14

Di ayat 11 & 13 Nuh tahu bahwa bumi sudah mulai kering namun Nuh tidak keluar dari bahtera. Nuh baru keluar saat Tuhan berfirman padanya (10-11). Nuh berada dalam bahtera selama satu 2 tahun sepuluh hari. Dalam bahtera pasti ada keinginan Nuh untuk keluar namun dia tetap taat pada Tuhan. Sebagai manusia ada rasa ingin tahu untuk mencoba segala hal namun harus diingat bahwa Tuhan mengetahui rencana kita dan memiliki rencana yang baik menurut kehendak-Nya. Apa yang kita rencanakan dan lakukan harus sesuai dengan kehendak Tuhan. Darimana kita tahu kehendak Tuhan? Kita bisa mengetahui dari firman Tuhan dan dari Roh Kudus. Hidup sesuai dengan kehendak Tuhan berarti kita hidup oleh Roh. Bagaimana kita bisa hidup oleh Roh, Roh itu harus memenuhi kita. Hidup oleh Roh berarti kita berserah pada Roh Kudus dan ada kerendahan hati serta penyerahan diri di dalam doa.

Ayat 20
Hal pertama yang dilakukan Nuh saat keluar dari bahtera adalah mendirikan mezbah dan memberikan persembahan. Mendirikan mezbah menunjukkan hubungan kepada Allah. Memberikan persembahan berarti bersyukur kepada Allah (Rm 12:1). Memberikan persembahan berarti memberikan tubuh kita untuk Tuhan dan menjaga kekudusan tubuh kita serta hidup dalam kasih seperti Yesus terlebih dahulu telah mengasihi kita (Ef 5:2). Kasih Yesus yang paling besar adalah saat Dia mengorbankan diri-Nya untuk menebus dosa kita. Menjaga tubuh dari segala kecemaran untuk bisa melayani Tuhan dengan tubuh kita. Dengan menjaga kekudusan, kita memberikan korban yang harum bagi Tuhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...